FILSAFAT ILMU
Dalam LDK BEM STAN 2011-12
Jurangmangu, 16 Oktober 2011
Pendididikan pada hakekatnya bukanlah semata-mata masalah nilai atau hasil belajar yang kita dapatkan yang tercermin lewat IP atau IPK, namun lebih dari itu pendidikan adalah pembelajaran kita akan arti ilmu dan penerapannya. Bagaimana kita bisa mengambil hikmah peristiwa dalam kehidupan dan mengamalkannya dalam kehidupan.
Ada kalanya suatu petunjuk yang mudah dalam pembelajaran maupun hidup yang kita lewatkan. Betapa dekat dan mudahnya petunjuk itu tetapi kita sendiri tak mencermati dan tak bisa menemukannya. Belajar adalah proses mencari petunjuk tersebut. Kita bisa melihat petunjuk-petunjuk itu di sekitar kita. Kita harus memahami petunjuk tersebut agar bisa menyelesaikan suatu masalah dengan benar, efisien, dan efektif.
Kemudian muncul pertanyaan, apa relevansi antara hasil belajar dengan kehidupan nyata?
Belajar sekali lagi adalah suatu proses mendapatkan, mencerna, dan mengaplikasikan ilmu, tidak hanya kita dapatkan di bangku kuliah. Banyak ilmu yang kita dapatkan di luar kegiatan akademis formal, bagaimana kita berinteraksi dalam organisasi, kelompok, dan masyarakat adalah suatu cara menggali dan menerapkan ilmu. Kita harus bisa mengambil ilmu dari lingkungan sekitar.
Mendapatkan ilmu pada intinya adalah suatu kesepakatan antara pemberi ilmu (guru, dosen, ustadz, orang pandai) dan pencari ilmu (siswa, mahasiswa, santri). Tanpa adanya kesepakatan itu, ilmu akan sulit untuk didapatkan. Kedua unsur tersebut harus dipenuhi.
Ilmu senantisa berhubungan satu dengan yang lain, tidak ada ilmu yang berdiri sendiri. Melainkan saling melengkapi an menguatkan.
Human Information Processing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar