Pengukuhan Prof.DR.H.Sumaryoto Sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomi UNINDRA
Posting by: Danny (Rabu, 14 April 2010)
Seperti diketahui Rektor UNINDRA Prof. Dr. H. Sumaryoto baru saja dikukuhkan menjadi Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI (Unindra), ia membacakan orasi ilmiahnya; Mengenai Dampak Pemekaran wilayah Apakah sudah menunjukkan keberhasilan atau belum. Diambil sample wilayah yang paling dekat yaitu Provinsi Banten.
"Jadi Pemekaran yang dimulai sejak tahun 2001 ini ternyata belum banyak memberikan kontribusi.Terutama untuk kesejahteraan masyarakat,lebih-lebih untuk masyarakat golongan bawah.itu yang belum terlihat secara signifikan,Artinya memang Pemerintah harus banyak belajar sebelum membuat keputusan apakah suatu Daerah perlu dimekarkan apa belum"ujar Prof.Dr.H.Sumaryoto.
Lebih lanjut Rektor UNINDRA Prof.Dr.H.Sumaryoto mengatakan ternyata juga kendala yang mendasar adalah kemampuan SDM (Sumber daya Manusia) yang berada didaerah yang bersangkutan untuk mendukung pelaksanaan Pemerintah Daerah tersebut, Jadi tidak professional kompeten jadinya, akibatnya hasilnya tidak diharapkan.Itu aja intinya.
Ketika ditanya wartawan tentang Bagaimana tentang Pemekaran Tanggerang Selatan, ia menjawab,"saya belum meneliti, perlu diteliti dulu apakah memang sudah saatnya dimekarkan apa belum.Yang belum diteliti dulu Apakah kesiapan di Sumber Daya Manusia,"ujarnya.
"Karena ini Pemerintah Daerah didukung SDM Aparatur, kan begitu. Ini harus diteliti dulu, karena orasi saya yang kemarin lengkap, saya keliling ke 4 kabupaten. Telah dibuat analisis dan kesimpulan bahwa Provinsi Banten sejak berdiri sampai sekarang belum berikan kontribusi yang sepadan.masyarakat belum meningkat kesejahteraan secara menyeluruh.Mungkin ada sebagian tapi kan tidak boleh dilihat sebagian."Tuturnya.
"Harus dilihat secara keseluruhan,dilihat daerah-daerah dipinggir,diselatan.Kalo Tanggerang Selatan Apa alasannya dimekarkan jadi daerah sendiri? Apakah belum cukup jadi daerah Kabupaten Tanggerang.Apakah sudah siap Aparaturnya? Apakah potensi wilayah itu mendukung otonomi,karena dengan otonomi berarti harus menggali mengeksplorasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) itu penting,"ujar Rektor UNINDRA ini.
Ketika ditanya redaksi tentang Apakah Karena Fasilitas Infrastruktur Tangsel yang masih numpang? ia menjawab. "Itu tidak terlalu jadi masalah sebetulnya Membangun kantor secara sederhana untuk fasilitas pendukung,Yang lebih penting adalah orang-orangnya Apakah sudah siap belum? Dari segi kompetensinya, dari segi kesiapan mental, dari segi hal-hal lain yang dipersyaratkan untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil di tataran Daerah.Itu penting. Dikaji segi ekonomi,financial, geografis, secara inshalternya menghasilkan suatu keputusan.Apakah layak untuk dimekarkan ,itu persoalannya. Peraturan udah ada Undang-Undang Otonomi,Undang-Undang Perimbangan Pusat dan Daerah,persoalannya harus dikaji kelayakan untuk menjadi Kota Otonomi,"lanjutnya semangat.
Dan juga harus mempunyai Kelayakan secara geografis, ekonomis, financial, Kuncinya disitu, Kelayakan itu didukung oleh SDM, disitulah penentunya sebagai Faktor determinan yang menentukan. Didalam orasi ilmiah telah diteliti ada 4 kabupaten dan 2 kota,yaitu: Lebak,Serang,Pandeglang,Tanggerang.2 Kota,yaitu: Cilegon dengan Tanggerang.Pada Tahun 2008 Tangsel belum saya masukkan."Saya kira untuk orasi ilmiah sudah cukup,Kesiapan SDM harus kerja keras untuk tingkatkan kualifikasi,kompetensi,dan professional,"tambahnya Ketika ditanya redaksi tentang Apakah harus ada Standarisasi Pemekaran Wilayah. Ditambahkan Prof. Dr. H. Sumaryoto.
Kemudian terakhir ditanya Bagaimana tentang UU BHP yang dibatalkan MK, ia menjawab. "Begini itu memang diprotes banyak pihak, menurut saya sekarang laksanakan aja UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang DIKNAS , sekarang tinggal buat Peraturan Pemerintah (PP) sebagai pelaksanaan UU sebagai DIKTI,DIKMEN,DIKDAS. Sebenarnya peraturan udah cukup.karena dalam pendidikan udah jelas,dalam bentuk Yayasan, dll. Sebagai organ yang melaksanakan pendidikan.itu kalo masyarakat,tapi kan urgensinya kan belum saatnya UU BHP."Imbuhnya.
"Tujuannya bagus sekali UU BHP tapi secara geogafis belum tepat diterapkan.Mungkin kedepan tepat, harus sosialisasi menyadarkan masyarakat. Pendidikan bukan komoditas tapi bentuk pengabdian,kalo itu sudah bagus jangan dianggap pendidikan itu komoditas,"tutup Prof.Dr.H.Sumaryoto.
Menurut MK, pengaturan badan hukum pendidikan dalam UU itu tidak sesuai dengan keputusan sebelumnya, terkait dengan Pasal 53 Ayat 1 UU Nomor 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Badan hukum itu bukan bentuk atau nama, melainkan fungsi penyelenggaraan pendidikan, bahwa lembaga pendidikan harus dikelola oleh suatu badan hukum. Penyeragaman badan hukum itu tidak sesuai dengan Pasal 31 UUD 1945. Artinya, tidak dimaknai bahwa penyelenggaraan sistem pendidikan nasional harus diatur secara seragam.
Kampus UNINDRA berada di sekitar jalan TB Simatupang, lokasi yang sangat strategis, untuk dijangkau, hal ini salah satu daya pikat UNINDRA untuk menarik minat para calon mahasiswa baru. Dikampus ini juga mempunyai tradisi yang berbeda yang dilakukan untuk para calon mahasisiwa Selama ini banyak Universitas dalam memperkenalkan dunia kampus pada mahasiswa baru dengan kegiatan ospek/penggojlogan, namun demikian, hal tersebut tidak dilakukan di Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) Jakarta, menurut Rektor UNINDRA, Prof. Dr. H. Sumaryoto hal tersebut sudah tidak dilakukan cukup lama, dan untuk pengenalan dunia kampus, pihaknya lebih memilih dengan bentuk pembekalan mahasiswa baru, untuk mengarungi kegiatan perkuliahan.
Acara Pelantikan Mahasiswa Baru yang digelar setelah masa penyaringan dilakukan untuk lebih menitikberatkan pada pengenalan proses akademik, karena kegiatan perkuliahan sangat berbeda dengan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk memperkenalkan dunia kampus pada para mahasiswa baru, bagaimana mereka dapat mengetahui lebih dalam tentang selukbeluk perkuliahan, baik masalah SKS atau masalah akademik lainnya, sehingga mereka nanti betul-betul siap untuk menempuh proses belajar mengajar di Universitas Indraprasta PGRI.
Apalagi mereka saat ini akan beralih tataran belajar dari SMA/K ke Perguruan tinggi, kalau mereka tidak dibekali, saya kawatir nanti mereka banyak waktu terbuang, hanya untuk menyesuaikan diri dalam proses akademik maupun memahami situasi di kampus dengan situasi di sekolah.
Sementara menanggapi akan kemajuan tehnologi saat ini, Prof. Dr. H. Sumaryoto mengaku untuk menunjang proses pembelajaran di Unindra, pihaknya telah menyiapkan fasilitas sesuai dengan kemampuan yang ada, sehingga para Mahasiswa bisa ikut menanfaatkan tehnologi dalam proses belajar mengajar saat ini, namun demikian pihaknya tetap lebih mengedepankan masalah moral, sehingga di kampus nanti mereka akan memperoleh mata pelajaran agama dua semester, dan Unindra juga mulai merintis untuk menjadikan Mahasiswa yang mandiri, dengan penambahan matakuliah 'Wirausaha' selama dua semester.
Sesuai dengan visinya,yakni Unindra ingin menjadi lembaga pendidikan tinggi yang berperan aktif dalam pembangunan pendidikan nasional, melalui pengembangan sumber daya manusia profesional yang berwatak mandiri, peduli dan kreatif serta adaptif dengan perkembangan global. Bagaimana kedepan lembaga ini dapat membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, tenaga akademik yang professional dan kegiatan yang integral dalam bentuk pengabdian masyarakat. Dengan proses pembelajaran yang baik, Unindra terus berupaya menghasilkan tenaga yang profesional dalam berbagai bidang kependidikan dan non kependidikan yang dilandasi watak kreatif, inovatif, mandiri, dan peduli. tegas Prof. Dr. H. Sumaryoto.
Biaya yang cukup terjangkau untuk semua kalangan dan mutu yang tetap terjaga, merupakan tantangan berat yang harus dihadapi semua perguruan tinggi tidak terkecuali untuk Unindra. Semoga dengan motto "Peduli-Mandiri-Kreatif", Unindra dapat mempersembahkan yang terbaik bagi semua kalangan. Peduli untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, Mandiri dalam memfasilitasi usaha pengajaran dan pendidikan, serta Kreatif dalam menumbuhkan minat dan bakat masyarakat untuk menciptakan kesejahteraan bagi orang banyak.
Terima kasih untuk semua pihak yang berjiwa positif dan turut berperan aktif bersama Unindra mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia terlebih dalam mencerdaskan dunia.
PaK MAAF, saya rasa apa yang Anda katakan tidak sesuai dengan kenyataan. contohnya kampus Unindra, terutama pada manajemennya. Bagian BAAK dan dosen yang tidak baik koordinasinya sehingga tidak jarang mahasiswa yang tidak ada nilainya sulit untuk diproses mengingat tidak ada konfirmasi tentang kekurangan nilai dari kedua pihak.
BalasHapusTempat kuliah yang selalu pindah-pindah tiap semester, ada yng di SD pula. hal itu tentu saja membuat mahasiswa tidak nyaman. Tidak adanya sarana dan prasarana kegiatan perkuliahan tidak menggunakan LCD, artinya konvensional.
praktek 1 semester hanya 4 kali dan itupun pindah-pindah tempat dalam 1 malam (perkuliahan sore) yang mengakibatkan tidak efektif waktunya.
KRS tidak bisa mengisi online dari 2009 ke atas.
web site yang isinya tidak ada e-learning.
Ada mahasiswa yang membutuhkan transkrip, dan itu harus tanda tangan secara manual sehingga kalau ada 1000 mhs, si dosen harus menandatangani semuanya. Alhasil banyak transkrip nilai yang lambat dibagikan, sedangkan batas revisi KRS sudah mepet.
BEM yang tidak berfungsi sama sekali untuk menampung aspirasi mhs.
banyak dosen yang di awal perkuliahan berkata bahwa "sebanarnya saya tidak menguasai bidang ini, hanya saja karena tugas sehijngga ..."
Anda mengatakan dari banyak pidato Anda menganai profesionalisme. Apakah Anda pikir karyawan unindra ada yang profesional? silakan jadikan itu penelitian Anda.
Anda mengatakan bahwa Unindra memiliki semangat kreatifitas dan kemandirian? saking kreatifnya, tidak ada 1 pun yang pernah saya lihat di unindra di jakarta yang terpampang spanduk menganai prestasi yang pernah diraih. Isi dari semua spanduk akan terpampang setiap awal mendekati ujian yang isinya hanya "HARUS SUDAH LUNAS INI, ITU, BLA BLA BLA, DLL" Bagaimana mau mencetak lulusan yang berkualitas, bisa-bisa baru jadi guru nanti udah materialistis - wong ketika kuliah taunya cuma bayaran dan lulus..
mohon maaf jika ada yang salah dari kata-kata saya. ini untuk membenahi kampus yang Anda klaim sebagai kampus yang mengahasilkan lulusan berkualitas, mandiri, dan lain sebagainya.