Facebook Badge

Rabu, 11 April 2012

Return dan Standar Deviasi Harga Saham

Sebelum berinvestasi pada reksa dana, investor wajib mengetahui target tingkat pengembalian (return) yang wajar dan besarnya risiko yang siap ditanggung.

Ini sangat penting, mengingat kondisi pasar modal yang penuh ketidakpastian membuat reksa dana saat ini mengalami kerugian, terutama reksa dana saham yang isi portofolionya sebagian besar pada sektor komoditas. Karena itu, calon investor memerlukan suatu panduan (guidance) untuk menentukan berapa besar target return wajar dan risiko jika berinvestasi di reksa dana.

Perlu diingat,prinsip pertama dalam manajemen keuangan, yaitu semakin besar keuntungan, semakin besar juga risikonya (high risk high gain). Sebelum berinvestasi, sebaiknya perlu diketahui bahwa reksa dana terdiri atas beberapa jenis, yakni reksa dana pendapatan tetap (RDPT), reksa dana campuran (RDC), dan reksa dana Saham (RDS).RDS yang investasinya mayoritas di saham tentu memiliki risiko paling besar bila dibandingkan RDC dan risiko RDC lebih besar daripada RDPT.

Namun, apakah kenyataannya seperti itu? Bila iya, berapa besar returndan risikonya? Untuk menjawab pertanyaan di atas, penulis mencoba memetakan berapa besar target return yang wajar dan seberapa besar risikonya bila investasikan pada RDPT, RDC, dan RDS dengan pengamatan data yang dilakukan selama periode 28 Oktober 2005-28 Oktober 2008.

Pemetaan keuntungan dan risiko ini dilakukan dengan cara menghitung rata-rata returnindeks tahunan dari masing-masing jenis reksa dana menggunakan rumus Geometrik Return serta perhitungan risiko menggunakan Standar Deviasi. Sebaiknya perlu dipahami terlebih dahulu apa itu standar deviasi. Standar deviasi adalah ukuran penyebaran atas sekumpulan data pengamatan.

Persamaan standar deviasi didapat dengan menghitung selisih setiap angka pengamatan terhadap nilai rata-ratanya,kemudian kuadratkan, lalu bagikan dengan jumlah pengamatan, dan hasilnya diakarkuadratkan. Jadi, jika terdapat banyak data yang dekat dengan nilai rata-rata, disebut sebagai standar deviasi kecil.

Sebaliknya, jika terdapat banyak data yang jauh dari nilai rata-rata, disebut standar deviasi besar. Lalu, jika semua nilai data sama dengan rata-ratanya, disebut standar deviasi nol. Penyebaran data pengamatan umumnya berbentuk seperti kurva lonceng dengan istilah Distribusi Normal Baku.

Jika data terdistribusi secara normal, 68% dari pengamatan berada di kisaran antara -1 sampai 1 standar deviasi, 95% dari pengamatan berada di kisaran antara -2 hingga 2, dan 99,7% terletak antara - 3 hingga 3 standar deviasi.

Berdasarkan pengamatan data reksa dana dan indeks harga saham gabungan (IHSG) serta LQ45 sebagai benchmark, dapat dibuat grafik dengan sumbu X sebagai risiko dan sumbu Y merupakan return.

Dari grafik tersebut, dapat dijelaskan bahwa lingkaran yang terletak paling kiri, yaitu RDPT, memiliki risiko harian sebesar 0,25% dan return tahunan 5,58% atau sekitar 0,015% per hari. Artinya, 68% probabilitas return RDPT berada di kisaran -0,23% (=0,015%- 0,25%) hingga 0,27% (=0,015%+ 0,25%).

Sementara pada lingkaran kedua dari kiri, yaitu RDC, terlihat risiko harian sebesar 1,03% dan return tahunan 1,65% atau sekitar 0,005% per hari. Artinya, 68% probabilitas return RDC berada di kisaran -1.03% (=0,005%-1,03%) hingga 1,04% (=0,005%+1,03%). Kemudian, untuk gambar lingkaran IHSG dan LQ45, masing-masing memiliki risiko sebesar 1,73% dan 1,99% dengan returntahunan 1,65% dan -2.97%.

Nah, dari grafik tersebut, terlihat bahwa RDC memiliki potensi return yang lebih baik dengan risiko lebih kecil dibandingkan RDS. Namun, return tahunan RDPT lebih tinggi dari pada RDC, yaitu sebesar 3,93% dengan tingkat risiko lebih kecil. Dibandingkan RDS, return tahunan RDPT juga lebih tinggi sebesar 5,66% dengan tingkat risiko jauh lebih kecil. Mengapa demikian?

Return tahunan RDPT lebih tinggi dari RDC dan RDS karena dunia sedang mengalami krisis finansial yang mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global sehingga pasar saham anjlok sangat dalam. Akibat jatuhnya harga saham, return tahunan RDC dan RDS turun signifikan sehingga lebih kecil dari return tahunan RDPT.Dalam masa resesi,hukum alam tidak berlaku untuk RDS, RDC, ataupun RDPT karena dalam kondisi normal seharusnya return RDS maupun RDC lebih tinggi dari RDPT.

Dari perbandingan antara IHSG dan RDS juga terlihat return tahunan IHSG lebih tinggi sebesar 1,73% dengan tingkat risiko relatif sama. Namun, dibandingkan LQ45, RDS masih memiliki return tahunan lebih tinggi sebesar 2,89% dengan tingkat risiko lebih kecil. Jadi, berdasarkan hasil pemetaan return dan risiko tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam masa krisis finansial global ini, investasi pada reksa dana yang memiliki return tertinggi dengan tingkat risiko yang relatif kecil ada pada RDPT.

Written by:
Vonita Febryantie Hie
Analis Indo Premier Securities
(Tulisan ini merupakan pendapat pribadi)
(rhs)

Repost from
http://lifestyle.okezone.com/read/2008/11/05/279/160822/279/pemetaan-return-dan-risiko-reksa-dana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar